SETIAP PEMAIN bola punya gaya. Kesebalasan punya karakter, filosofi, sejarah masing-masing. Gaya menyerang Manchester City punya ciri khas berbeda bila dibandingkan dengan Liverpool.
Pun gaya menyerang Barcelona dan Real Madrid ada kekhasan masing-masing. Gaya tim-tim Italia yang kuat pertahanan dan sangat kental dengan taktik punya kekhasan sendiri.
Kita yang menonton sepakbola pun punya sudut pandang beda. Lebih dalam lagi ketika melihat analis sepakbola punya gaya sendiri.
Menurut Ruud Gullit, mantan pemain AC Milan dan pelatih Chelsea yang kini menjadi pengamat atau pundit, analis melihat pertandingan sepakbola seperti seorang manajer.
“Ketika saya tampil sebagai pengamat, saya menyaksikan pertandingan seperti seorang manajer ketimbang seorang pemain,” kata Ruud Gullit dalam buku How To Watch Football.
I’m delighted to be part of the line-up! #EURO2020 is coming… pic.twitter.com/dUWFXtlt9V
— Ruud Gullit (@GullitR) 23 Maret 2019
Hal pertama yang saya lihat adalah bagaimana manajer menyusun line up tiap tim. Ini mencerminkan target dan rencananya mengantisipasi ancaman.
Begitu kick off, saya melihat bagaimana tiap tim memainkan taktik dan mengantisipasi lawan. Dari pola permainan dapat terlihat tim mana yang mendominasi dan di lebih unggul berdasarkan formasi dan taktik.
Pertandingan berlanjut, pasti mulai muncul kesalahan demi kesalahan. Analis melihat lebih detail bagaimana kesalahan terjadi.
5 European Cup winners medals in the studio tonight. @GullitR (2), @marceldesailly (2) and @Pschmeichel1 (1) and the Avon Schools Golf Champion (1985). @beINSPORTS for #MANPSG pic.twitter.com/O0692O6Wo9
— Angus Scott (@AngusScott) 12 Februari 2019
“Setiap orang bisa melihat kesalahan, poin penting buat analis adalah mengapa itu terjadi?” kata Gullit.
Seringkali kesalahan bukan terjadi pada pemain melakukan, tapi ada rangkaian kejadian yang di sinilah peran analis menjelaskan. Analis juga perlu menjelaskan bagaimana seharusnya keslahan itu bisa dihindari.
Analis harus kritis, menyampaikan komentar berdasarkan apa yang dilihat dan tetap menjaga respek.