Pandemi COVID-19 melanda seluruh penjuru dunia. Kita harus beradaptasi dengan kehidupan di masa pandemi ini. Semua aspek industri pun terdampak, termasuk industri ritel.
Saking besarnya dampak yang dirasakan, kini perusahaan ritel modern berlomba-lomba mempromosikan produknya sebaik mungkin untuk dapat menarik pelanggan.
Isentia, organisasi intelijen media terkemuka di Asia-Pasifik, mengungkap tren dan situasi terkini yang dihadapi industri ritel di Indonesia.
Tempat Berbelanja Paling Populer di Sosial Media
Indomaret, Hypermart dan Alfamart merupakan pelaku ritel yang paling sering disebut-sebut di media sosial. Popularitas ketiganya di media sosial sangat mungkin sejalan dengan traffic penjualan di toko offline mereka.
Postingan tentang Hypermart didominasi oleh berbagai promo, seperti penawaran harga spesial dan diskon produk. Hypermart sangat aktif memposting berbagai informasi promo di media sosial, khususnya melalui akun Facebook-nya.
Baca juga: Sudah Tahu Cara Iklan di Facebook? Begini Cara Optimasinya!
Sementara postingan mengenai Indomaret dan Alfamart tampak lebih variatif.
Selain informasi promo, ada juga postingan giveaway dan pembicaraan tentang aksi boikot Indomaret.
Aksi boikot Indomaret itu berawal dari tuntutan pekerja atas pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) yang berujung pidana karena salah seorang pekerja dituduh merusak fasilitas perusahaan.
Secara umum, percakapan tentang industri ritel di media sosial mencapai puncaknya pada 26 Mei, dengan sekitar 1.200 postingan.
Dari semua itu, supermarket Giant merupakan trending topic pada akhir Juli 2021 karena adanya rencana untuk menutup seluruh gerainya.
Kebiasaan dan Kesukaan Pelanggan Jadi Prioritas Utama
Free Fire, sebuah game yang diciptakan oleh perusahaan pengembang game Garena, berkolaborasi dengan mall yang baru-baru ini dibuka di Jakarta, yaitu Hublife.
Ini adalah pertama kalinya Garena Free Fire berkolaborasi dengan pusat perbelanjaan di Indonesia.
Dalam kolaborasi ini, keduanya menghadirkan semacam mural unik bertema Free Fire di dinding mall sebagai spot foto menarik bagi pengunjung.
Tidak hanya sampai disitu, Free Fire x Hublife juga memberikan kesempatan kepada pengunjung mall untuk memenangkan item khusus dalam game.
Caranya, dengan berfoto bersama mural dan mempostingnya di media sosial.
Selain itu, pengunjung juga bisa mendapatkan merchandise Free Fire dengan berbelanja minimal Rp 300.000 di mall Hublife.
Melihat tingginya interaksi netizen dalam postingan tentang kolaborasi Free Fire x Hublife, kerja sama keduanya berpotensi menarik lebih banyak lagi pengunjung mall sehingga dapat mendorong pemasukan bagi pihak mall.
Artinya, memahami tren yang sedang populer saat ini dapat membantu meningkatkan brand awareness.
Baca juga: 7 Media Promosi di Era Digital
Magnet BTS Jadi Sorotan
Jika ada pecinta game, ada juga pecinta boyband. Bukan rahasia lagi kalau ketenaran boy grup asal Korea Selatan, BTS, menjadikan mereka sangat berpengaruh di berbagai industri.
Kali ini, daya tarik BTS membawa nama Mall Kuningan City Jakarta menjadi sorotan.
ARMY, sebutan bagi fans BTS, menunjukkan kesetiaan mereka melalui sebuah proyek untuk merayakan ulang tahun BTS yang ke-8.
Untuk para idolanya, ARMY akan memasang 10 iklan billboard LED tepat di depan Mall Kuningan City.
Mereka memposting jadwal penayangan iklan itu di media sosial, sehingga memicu penyebutan Mall Kuningan City.
Mirip seperti kolaborasi Garena Free Fire dengan Hublife yang menggunakan mural, menempatkan ‘layar’ sebagai spot foto unik di mall tampaknya menjadi teknik pemasaran yang baik dan dapat mendongkrak popularitas perusahaan ritel terkait di media sosial.
Bayar Parkir Gratis?
Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu memastikan tidak akan ada lagi pungutan parkir liar di minimarket seperti Alfamart dan Indomaret.
Pemkot Bengkulu pun akan menindak tegas tukang parkir liar di lingkungan minimarket. Keputusan itu diambil berdasarkan Undang-Undang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Sementara itu, pihak minimarket juga tidak ingin membebani pelanggan dengan biaya parkir karena belum tentu mereka belanja banyak di minimarket, kadang hanya membeli air mineral.
Banyak netizen yang mengkritik bahwa sebagian besar tukang parkir tidak membantu parkir. Hanya muncul saat memungut biaya parkir.
Namun demikian, banyak juga netizen lain yang berpendapat bahwa mereka merasa lebih aman apabila ada tukang parkir yang menjaga kendaraan mereka.
Di tengah pro kontra keberadaan tukang parkir di minimarket, ada seorang netizen yang mengaku berdasarkan surveinya sendiri, minimarket dengan parkir gratis lebih banyak menarik pengunjung daripada yang memungut biaya parkir.
Masukkan Belanjaan ke Keranjang Anda Sekarang!
Para pelaku ritel modern, baik supermarket maupun minimarket, membuat aplikasi mereka sendiri untuk pengalaman berbelanja yang lebih mudah dan nyaman.
Hypermart memiliki aplikasi Hypermart Online. Alfamart memiliki aplikasi Alfagift. Indomaret memiliki aplikasi Indomaret Poinku.
Masing-masing juga rajin mempromosikan aplikasinya di media sosial. Bersamaan dengan promosi produk.
Aplikasi-aplikasi tersebut juga menawarkan berbagai keuntungan. Mulai dari info promo hingga undian berhadiah dan jasa kirim.
Beberapa aplikasi bahkan memiliki program keanggotaan yang memiliki keuntungan tambahan seperti poin hadiah.
Meskipun semua itu bukan hal baru bagi industri ritel, mengintegrasikan segala keuntungan itu ke dalam aplikasi tentu memiliki nilai tambah tersendiri.
Terutama, di era sekarang yang menjadikan belanja dari rumah sebagai gaya hidup baru.
Hypermart mengembangkan aplikasinya menjadi Hypermart Online Xpress dan Hypermart Online Next Day untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang berbeda.
Mereka juga menyediakan layanan Park & Pick, serta toko online di berbagai marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Blibli.com, JD.ID dan GrabMart.
Selain itu, Hypermart memberikan pilihan layanan WhatsApp Delivery Chat & Shop yang dapat membantu pelanggan yang tidak terlalu ‘tech savvy’ karena dapat berbelanja dengan mudah melalui aplikasi pesan Whatsapp.
Pelanggan kini dapat mendapatkan semua kebutuhan mereka dalam genggaman mereka, karena kini adanya inovasi digital tanpa batas di industri ritel.
Minimarket Kini Menawarkan Berbagai Inovasi Layanan Baru
Minimarket kini telah berevolusi menjadi supermarket.
Tidak lagi hanya sebagai tempat berbelanja, tetapi juga sebagai pusat pembayaran.
Pelanggan dapat pergi ke Indomaret untuk membayar tagihan e-commerce, tagihan internet dan TV kabel, pemesanan hotel dan penerbangan, tagihan asuransi, tagihan listrik, tagihan pendidikan, pajak kendaraan dan bahkan untuk isi ulang saldo e-wallet, pulsa, atau game credit.
Layanan pembayaran tagihan di Indomaret pun hadir dengan berbagai keuntungan.
Minimarket tersebut sering menggabungkan pembayaran tagihan dengan promo belanja.
Di sisi lain, dengan menggandeng berbagai bisnis untuk layanan pembayaran, kehadiran Indomaret di media sosial juga semakin kuat seiring dengan upaya mitra bisnisnya untuk mempromosikan layanan pembayaran di Indomaret.
Sehubungan dengan layanan pembayaran di minimarket, belakangan ini ada postingan viral dari seorang netizen yang mengkritik sistem pembayaran Cash-On-Delivery (COD) untuk belanja online.
Netizen itu mengatakan COD seharusnya dihapuskan untuk menghindari pembeli yang tidak bertanggung jawab, lagipula pembeli online bisa melakukan pembayaran melalui minimarket.
Meski ada warganet lain yang setuju, ada juga yang keberatan karena adanya biaya administrasi untuk pembayaran melalui minimarket seperti Alfamart dan Indomaret.
Lalu, ada juga postingan viral lainnya terkait isi ulang game credit.
Kasir minimarket menerima permintaan seorang anak untuk isi pulsa game senilai Rp 800 ribu.
Agar tidak dilabrak oleh orang tua si anak, mengingat kasus serupa pernah terjadi sebelumnya, kasir tersebut merekam permintaan si anak.
Netizen pun memuji ide kasir minimarket itu.
Dari kasus-kasus di atas, tampaknya kemudahan bertransaksi yang ditawarkan minimarket masih menimbulkan sejumlah masalah.
Lantas, apakah pembayaran online bisa menjadi pilihan pembayaran yang paling tepat di masa depan?
Kesimpulan
Karena pandemi COVID-19, para pelaku industri ritel harus berjuang di tengah berkurangnya pengunjung dan tingginya pengeluaran.
Mereka yang tidak mampu beradaptasi menghadapi konsekuensi yang berat, termasuk kebangkrutan.
Yang masih bertahan perlu memeras otak untuk ide-ide baru, seperti kolaborasi dengan sosok atau brand yang tepat.
Parkir gratis dapat menarik pelanggan dan bisa memberi nilai tambah bagi toko ritel, seperti minimarket.
Sama halnya, melayani pembayaran tagihan dan isi ulang pulsa juga merupakan nilai tambah bagi minimarket.
Meski demikian, perluasan layanan yang tampaknya positif tersebut tetap menimbulkan komentar negatif netizen.
Oleh karena itu, agar dapat memberikan layanan yang benar-benar memuaskan bagi pelanggan, pelaku industri ritel perlu mendengar dan memahami apa saja yang dikatakan pelanggan mengenai layanan mereka.
Seperti yang terjadi di berbagai industri lain, industri ritel juga mengalami digitalisasi.
Para pelaku ritel modern, termasuk supermarket dan minimarket, mengembangkan aplikasi belanja sendiri, menyediakan layanan online, dan bahkan membuka toko di berbagai e-commerce.
Penggunaan layanan digital tersebut diimbangi dengan berbagai keuntungan, pengalaman berbelanja yang lebih mudah serta transaksi yang lebih aman dan nyaman selama masa pandemi COVID-19.
Namun, inovasi digital di industri ritel tidak berhenti sampai disini, berkaca dari berbagai inovasi layanan yang dikembangkan Hypermart, tampaknya masih banyak peluang yang dapat digali untuk digitalisasi industri ritel.
Isentia memberikan tawaran untuk membantu para pelaku industri ritel dalam mengidentifikasi tren saat ini, yang akan membantu mereka untuk mengevaluasi potensi kolaborasi.
Tools yang dikembangkan mampu menangkap apa yang dikatakan netizen tentang suatu brand atau isu tertentu.
Kemudian menganalisis percakapan tersebut dan mengidentifikasi apa saja yang disukai atau tidak disukai netizen.
Dari situ, Isentia dapat membantu perusahaan atau brand untuk mendengarkan percakapan dalam suatu industri maupun lintas industri.