APA itu new normal? New normal atau kenormalan baru adalah keadaan normal yang baru. Belum pernah ada sebelumnya. Ini definisi Badan Bahasa Kemendikbud. Kita harus beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru.
Pemerintah menginisiasi adaptasi new normal setelah sebelumnya menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Pandemi covid-19 memaksa kita selalu pakai masker. Bawa hand sanitizer. Sering cuci tangan. Jaga jarak.
Pelonggaran PSBB, adaptasi new normal
Pembatasan Sosial Berskala Besar. Kebijakan pemerintah mengantisipasi pandemi merebak. Penerapannya diatur oleh pemerintah daerah setelah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan.
PSBB pertama kali diberlakukan DKI Jakarta. Pada 10 April 2020. Kemudian disusul daerah lain. Sejak pertengahan Mei, pemerintah giat menyosialisasikan inisiatif menuju situasi normal yang baru. Reaksi pro kontra muncul.
Melalui media sosial, masyarakat menanggapi rencana pemerintah menerapkan tatanan normal yang baru dengan melonggarkan PSBB.
Social listening new normal di twitter
Dinamika pembicaraan netizen di media sosial khususnya bisa direkam dan dianalisis dengan teknologi big data. Tulisan nisiatif new normal dan polemiknya ini menggunakan data social media monitoring tool Drone Emprit Academic yang disediakan oleh Universitas Islam Indonesia.
Baca juga: Gelombang baru kontroversi kartu prakerja
Kita harus berterima kasih kepada Bos Drone Emprit. Ismail Fahmi. Berkat beliau kita dapat menggunakan tools keren dan mahal ini untuk pendidikan publik.
Tren pembicaraan
Sebagai tools social media listening, Drone Emprit menghadirkan insight yang berguna membaca bagaimana kecenderungan sikap publik terhadap sebuah isu.
Pada periode 25 Mei – 5 Juni, terpantau lebih dari 179 sebutan istilah new normal di twitter. Dari grafik di atas tampak bahwa volume tertinggi terjadi pada 29 Mei 2020. Ketika itu muncul perang tagar dari yang pro dan kontra penerapan tatatan new normal.
Baca juga: Setelah Komisioner KPU Tersangka Korupsi
Apa saja tagar yang muncul bisa dilihat dalam gambar di bawah ini.
Peta SNA
Bagaimana peta perseteruannya dapat dilihat dalam SNA di bawah ini. Cluster di bagian kanan adalah akun-akun yang pro dengan kebijakan pemerintah segera melonggarkan PSBB dan pemberlakukan tatanan new normal.
Baca juga: Panduan, Manfaat, Strategi Digital Marketing
Sedangkan cluster di tengah yang tampak lebih besar cenderung mempertanyakan kesiapan seraya khawatir terjadi lonjakan kasus covid-19 lagi bila PSBB dilonggarkan saat ini.
Masing-masing pihak punya argumen. Netizen tampaknya lebih menerima argumen bahwa saat ini Indonesia belum siap melakukan tatanan new normal dalam arti pelonggaran PSBB dan kembali beraktivitas meskipun dengan peringatan agar melakukan protokol kesehatan yang ketat.
Buktinya adalah retweet yang menunjukkan dukungan atau persetujuan atas twitt-twitt berikut ini.
Dari empat akun yang paling banyak mendapatkan retweet di atas, akun Fiersa Besari yang cenderung bertone netral. “Meski new normal tidak mampu membuat kita kebal corona, tapi setidaknya harus mampu membuat kita kebal godaan “Hai, apa kabar? Mamahku nanyain kamu” tulis @FiersaBesari.
Ini adalah potret bagaimana netizen menyikapi isu new normal dalam tangkapan Drone Emprit dalam periode 25 Mei – 5 Juni 2020. Hasil analisis data atas percakapan netizen yang sangat beragam ini bisa menjadi pijakan bagaimana memahami kemauan masyarakat.
Bot score dalam percakapan yang melibatkan ratusan ribu akun ini nilainya 1,2 yang menunjukkan bahwa akun-akun yang bermain bukan robot.
Monitoring media sosial memberikan kita rambu-rambu bagaimana memahami publik. Dari peta SNA di atas dapat dipetakan persepsi netizen atas sebuah isu. Pun kita bisa mengidentifikasi sikap dan perasaan publik.
Kekhawatiran netizen terutama emak-emak adalah soal tahun ajaran baru. Mereka ketar-ketir bila harus melepas anaknya kembali ke sekolah dalam kondisi seperti ini. Ada yang takut pada bulan Juli nanti situasi belum kondusif bagi anak beraktivitas di luar rumah.