Bung Karno
Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 Hari Lahir Pancasila

#HariLahirPancasila 1 Juni 1945. Tagar #HariLahirPancasila sudah menjadi trending topic Twitter Sabtu dini hari (1/6), saat jam sahur.

Netizen tampaknya antusias memperingati #HariLahirPancasila. Hari istimewa itu pada 1 Juni 1945 kala Bung Karno mengumandangkan sebuah pidato maha penting di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Pidato ini kemudian dirumuskan dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Pokoknya nilai-nilai Pancasila yang digali Bung Karno dari persada Indonesia.

Menurut Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, pidato Bung Karno 1 Juni 1945 ini maha penting bagi kita sebagai bangsa karena dua alasan mendasar.

#1. Pancasila telah menjadi norma fundamen, filsafat, pikiran yang sejernih-jernihnya, jiwa, serta hasrat yang sedalam-dalamnya sebagai pondasi gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Dasar yang diperlukan sebagai syarat agar kita bisa mengklaim diri sebagai sebuah negara merdeka.

Dalam kedudukan yang demikian, Pancasila telah menjadi roh yang membimbing arah perjuangan mencapai Indonesia yang merdeka dan berdaulat penuh. Lebih dari itu, Pancasila telah menjadi bintang penuntun bagi bangsa ini dalam mengarungi masa depan yang masih jauh membentang di hadapan berlapis-lapis generasi yang akan datang.

#2.  Pancasila sekaligus telah berfungsi sebagai alat efektif yang mempertautkan bangsa yang bhinneka ini ke dalam keikaan yang kokoh. Pancasila telah menjadi magnet yang memberikan alasan bagi kita untuk menerima kemajemukan sebagai anugerah. Sebuah fungsi instrumentalistik yang efektif dalam menghindarkan bangsa ini dari kemungkinan terjadi sengketa ideologis berkepanjangan.

Di #HariLahirPancasila ini, marilah kita ingat pesan Bung Karno.

“Jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu, menjadi satu realiteit, yakni jikalau kita ingin hidup menjadi satu bangsa, satu nationaliteit yang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka, yang penuh dengan perikemanusiaan, ingin hidup di atas dasar permusyawaratan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup dengan sejahtera dan aman – janganlah lupa akan syarat untuk menyelenggarakannya, ialah perjuangan, perjuangan, dan sekali lagi perjuangan…”.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *